COVID BUKAN AIB

 Covid bukan Aib!

Perjalanan Kehidupan Manusia tidak akan pernah luput dari dua sisi yang bertolak belakang, ada sehat ada sakit, ada senang ada bahagia, ada tinggi ada rendah, ada lurus ada bengkok. ada baik ada jahat dan lain sebagainya. 



Beberapa Masa kita dihadapkan pada kenyataan kehidupan dimana seluruh bagian dunia terkena dampaknya. efek pandemi covid-19 telah memporak porandakan seluruh sendi kehidupan. ekonomi hancur, kebudayaan tergerus, kesehatan apalagi terimbas dampaknya. 

pada masa yang sulit ini, kita dihadapakan pada dua pilihan menang senang, atau kalan remuk redam. dari ekonomi kita akan dihadapkan pada masa dimana penghasilan akan terombang ambing oleh kecilnya permintaan pasar yang berkurang, ini dirasakan oleh para produsen serta distributor barang dan makanan. namun disisi lain sektor permintaan akan hal hal yang berhubungan dengan kesehatan meningkat tajam, sehingga sebagian pengusaha yang membaca peluang ini dimanfaatkan sebaik baiknya. namun bagi yang tidak dapat menangkap peluang ini, maka usahanya mengerdil bahkan karam. tidak sedikit perusahaan yang karam karena efek pandemi ini. sungguh luar biasa pandemi ini. 

baik hari ini saya ingin bercerita sedikit tentang apa yang saya alami dimasa pandemi ini. bertepatan dengan tanggal 27 Agustus 2021. beberapa anggota keluarga saya merasakan demam disertai hilangnya nafsu makan, hilangnya penciuman dan perasa. awal mulanya dirasakan oleh istri saya, jika saya menoleh kebelakang rasanya keluarga kami mematuhi protokol kesehatan lumayan ketat, dari mulai memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. istri dan anak-anak saya setiap akan keluar rumah, masker tidak tinggal hal ini karena istri saya juga adalah bagian dari tim kesehatan, sehingga ia selalu mengingatkan kami untuk menjaga protokol kesehatan secara baik. namun apa yang terjadi rupanya istri sayalah yang pertama kali dinyatakan postif oleh dokter, saat istri saya dinyatakan positif, pikiran saya campur aduk. karena orang yang paling sering melakukan contak langsung dengan nya adalah saya. dan jika saya juga dinyatakan positif maka dunia akan terasa berat. mengapa? karena sayalah orang yang banyak kontak dengan orang lain. kawan kawan guru lalu anak murid saya dan beberapa sahabat sahabat saya. wah tak terbayangkan oleh saya. 



disaat pikiran tak menentu, sayapun berpikir untu dapat mencari solusi terbaik. sehingga tanpa berpikir panjang saya mengontak tim satgas, bahwa kami siap ditraking agar mengetahui siapa siapa saja keluarga kami yang positif dan dapat meminimalisir penyebaranya. sehingga dilakukanlah treking oleh satgas. dan ditemukanlah 3 orang yang tak lain tak bukan dia adalah kedua anak perempuan saya. kedua duanya positif sementara abang kakak dan keponakan yang selalu contak langsung dengan keluarga kami dinyatakan negatif, Alhamdulillah. ucapan syukur itu saya ucapkan karena tidak sampai menyebar ke keluarga yang lain, dan yang paling menggembirakan saya dinyatakan negatif. 

Apa yang kami lakukan setelah dinyatakan keluarga kami ada yang positif?

hasil dari konsultasi dengan satgas, keluarga kami diharuskan melakukan isolasi mandiri dan akan dipasok kebutuhan obat terapinya hingga dinyatakan negatif. 


sebenarnya saya hanya ingin mengungkapkan kepada kawan kawan sekalian. 

ada beberapa hal yang perlu kawan kawan ingat dari tulisan ini 

1. Disaat kondisi tubuh kita mengalami gejala gejala yang mengarah ke covid 19, jangan takut untuk mengontak satgas atau datang ke faskes.

2. jika dinyatakan positif segeralah untuk melakukan pengobatan lanjutan dengan mengikuti arahan satgas covid 

3. jangan takut untuk mengontak satgas jika ada keluarga yang memiliki gejala covid. untuk dapat dilakukan treking demi meminimalisir penyebaranya 

4. dan jika terjadi gejala berat, karena kita telah melapor ke satgas covid maka tinkdakan yang akan diambil oleh satgas lebih cepat. 


demikian lah sahabat, semoga bermanfaat. 

COVID BUKAN AIB


0 Response to "COVID BUKAN AIB "

Post a Comment

Komentar kawan-kawan agar sopan, serta tidak berbau sara..